MOMEN
(TORQUE, PUNTIRAN)

Oleh :
I DEWA MADE NOVA PRIMADANA 1116011204
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS
OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Momen (Torque, Puntiran)” dengan tepat waktu.
Proses penyusunan makalah
ini tidak luput dari berbagai rintangan, hambatan, tantangan, dan permasalahan
yang dihadapi. Tetapi, berkat petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak,
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sebagai rasa syukur
dan hormat penulis, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada teman-teman
yang telah banyak memberikan bimbingan dan pembinaan, demi terselesaikannya makalah
ini.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa
membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah.
Penulis sangat menyadari
dengan sepenuhnya bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna karena
keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari semua kalangan guna penyempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
bagi seluruh masyarakat pada nantinya.
Singaraja,
Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………..…….... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………..….…. ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang………………………………………………….……. 1
1.2
Rumusan Masalah……………………………………………….….… 1
1.3
Tujuan………… ……………………………………….………….…. 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Momen................ ………………………….…...……..…. 2
2.2
Momen
dan Putaran Badan.................................................…………. 5
2.3
Mencari
Titik Berat (Melalui Persmaan Momen)……...……………. 6
BAB III PENUTUP
3.1
Simpulan………………………………………………………….…… 10
3.2
Saran …………………………………………………………….……. 10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...……..... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam pembahasan tentang momen ini erat hubunganya dengan
gerakan rotasi benda tegar tanpa mempersoalkan gaya yang menyebabkan benda
tegar tersebut berotasi, dalam bab ini kita akan membahas tentang gerakan
rotasi benda tegar dan gaya yang mempengaruhinya.
Untuk lebih mudah memahami dari pembahasan berikut, berikut
ini adalah contoh ilustrasi dari gerak rotasi. Misalnya pada saat kita
mengendarai mobil, benda dikerahkan suatu gaya yang berputar pada porosnya,
maka benda tersebut terjadi suatu puntiran.
Selain itu ada juga beberapa penerapan tentang momen yaitu
pada saat kamu liat olahraga senam, saat pesenam salto depan dan salto
belakang. Itulah contoh gampang dari penerapan tentang momen yang akan kita
bahas.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas,
maka pertanyaan yang menjadi batasan masalah dalam makalah ini untuk pembahasan
selanjutnya adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana pengertian momen?
b. Bagaimana hubungan momen dan putaran
badan?
c. Bagaimana cara mencari titik berat
(melalui persmaan momen)?
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan yang dapat diambil yaitu:
a. Untuk mengetahui pengertian momen.
b. Untuk mengetahui hubungan momen dan
putaran badan.
c. Untuk mengetahui cara mencari titik
berat (melalui persamaan momen).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Momen
Pada saat kita memegang, beban berupa besi yang dapat
digeser pada batangnya. Kalau besi tersebut berada dekat tangan (a) terasa
ringan. Bila besi digeser menjauh tangan (b) maka besi semakin berat.
Sebenarnya berat besi itu tetap, b terasa berat disebabkan oleh momen.
Momen
benda A = G x la
Momen
benda B = G x lb
Karena
lb > la, maka momen B > momen A
Contoh:
Cobalah buka keran air, kemudian tutup
kembali, dan pegang setir mobil lalu belokkan kekiri dan kekanan.
Aktivitas
tersebut adalah aktivitas memuntir. Pada saat memuntir seseorang mengarahkan
kekuatan (gaya) yang berputar pada porosnya. Bila pada sebuah benda dikerahkan
suatu gaya yang berputar pada porosnya, maka benda tersebut terjadi suatu
puntiran yang besarnya gaya = gaya x lengan dari gaya ialah jarak terdekat dari
gaya ke porosnya. Puntiran adalah “torque” atau momen.
Apabila ada
dua atau lebih momen gaya yang bekerja pada suatu benda, maka ada perjanjian
arah momen gaya yang disepakati, yaitu momen gaya positif
jika benda cenderung berputar searah
putaran jarum jam, dan momen gaya negatif jika benda
cenderung berputar berlawanan putaran jarum jam.
Besarnya momen tergantung dari besarnya
gaya yang bekerja dan besarnya lengan dari gaya
Momen = Gaya x Lengan dari gaya
Gambar di bawah ini, merupakan momen yang disebabkan oleh
gaya terhadap poros.
Momen I = G x PA1 = G x l1
Momen II = G x PA2 = G x l2
Momen III = G x PA3 = G x l3 (l3 = 0)
Momen terbesar ialah pada I, sebab lengannya paling besar
Pada permainan jungkat jungkit
bekerja gaya-gaya sehingga terjadi momen terhadap porosnya. Gaya yang sebelah
kiri menyebabkan terjadinya momen negatif, dan
gaya yang sebelah kanan menyebabkan terjadinya momen positif.
Momen
A dan B harus saling mengimbangi.
Contoh dibawah ini menunjukkan gaya
dan lengan momen yang berbeda-beda:
1. Pada pintu bak mobil A, lengan
momennya kecil sehingga diperlukan gaya yang besar. Sebaliknya pada mobil B,
gaya untuk menutup bak yang lebih kecil sebab lengan momennya besar
2. Pada gerakan fleksi siku, mula-mula
(pada saat di A) terasa berat, sebab lengan momennya kecil sehingga diperlukan
gaya yang lebih besar. Pada saat di B Lebih ringan dan saat di C lebih ringan
lagi.
2.2
Momen dan Putaran Badan
Momen yang ditimbulkan oleh sebuah gaya (G) terhadap poros
(P), akan menyebabkan benda/badan berputar.
Contoh:
Kalau seorang pesenam setelah mengambil awalan kemudian
menolak pada papan tolak, dan pada saat menolak badan pesenam akan condong
kedepan sehingga tubuhnya berada di depan papan tolakan. Maka yang terjadi
selain badan terangkat keatas, dia juga akan berputar.
Salto kedepan dan kebelakang menggunakan trampoling dimana
putaran badan disebabkan oleh karena bekerjanya sebuah momen.
Salto
depan:
Momen
K1 san K2 menyebabkan terjadinya putaran kedepan.
K1
= Gaya ngerem dari kaki
K2
= Kecepatan awalan
Salto
belakang:
Momen
K1 san K2 menyebabkan terjadinya putaran kebelakang.
K1
= Gaya ngerem dari kaki
K2
= Kecepatan dari gerak jatuh
2.3
Mencari Titik Berat (Melalui
Persamaan Momen)
1.
Jika melakukan penelitian “mencari
titik berat badan” maka perhitungan yang digunakan adalah “persamaan momen”
Contoh:
Untuk mencari titik berat badan, gunakan papan yang
dapat berputar pada poros P, dan sebuah timbangan.
Diketahui:
·
Berat papan 8 kg
·
Panjang papan 2 m
·
Berat badan 60 kg
·
Angka timbangan 32 kg
·
Jarak t.t.b. orang = x
Hitugan :
Momen
papan (terhadap poros P) = 1 m
x 8 kg = 8 kgm
Momen
orang =
xm x 60 kg = 60 kgm
Momen papan
dan orang = 8 +
60x kgm (1)
Timbangan menahan seluruh momen (papan + orang)
sebesar:
2 m x 32
kg = 64……………………………………………..(2)
Berarti (1)
= (2) atau 8 + 60x = 64
60x =
64 – 8 = 56
x = 56/60 = 0,933m
Dari
persamaan tersebut dapat dibuat rumus:
Kalau
panjang papan = p Momen papan & orang = Momen timbangan
Lengan
papan = ½ p (½ p x BP) + (x x BO ) =
p x BT
Berat
papan = BP ½ p. BP + BO x x = pBT
Berat
orang = BO x = p.BT
– ½ p.BP
BO
Titik
berat orang = x x = ½ p
(2.BT – BP)
Berat
timbangan = BT BO
Kalau
dilapangan diketahui panjang papan = 2 m dengan berat papan = 8 kg, maka :
x
= 2.BT – 8
BO
|
Bila kita
meneliti ratusan bahkan ribuan sampel, untuk mencari x, tinggal
mengukur berat badan sampel dan melihat angka pada timbangan.
2.
Persamaan momen digunakan juga
untuk mencari titik berat dari beberapa benda yang menyatu. Misalnya benda A
dan B dibawah ini, kalau menyatu dimanakah titik beratnya?
Diketahui:
A ukuran 10 x 60 cm; berat 5 kg
B ukuran 30 x 30 cm; berat 8 kg
Ditanyakan:
Dimanakah letak titik berat A dan B?
Hitungan:
Misalnya titik berat A + B ialah P
Terhadap P :
Momen tA = (45 - x ) x 5
Momen tB = x x 8
Momen tA = Momen tB, berarti (45
- x ) x 5 = x x 8
225 – 5x = 8x
13x = 255
x = 255/13
=17,31 cm
Cara
lain:
Persamaan momen dari P yang letaknya ditetapkan 1 cm
diluar tA–tB
Misalnya titik berat A+B, di tR.
tR → tB = x
tR = tA + tB = 5 + 8 =
13 kg
Momen tA = (1 x 5)
(Terhadap P)
Momen tB = (46 x 8)
Momen tA + Momen tB = Momen tR
(1 x 5) + (46 x 8) = {1
+(45 x x)} x 13
5 + 368 = (46
- x) x 13
373 = 588 – 13x
13x = 588 –
373 = 215
x = 215/13
= 17,31 cm
BAB III
PENUTUPAN
1.1
Simpulan
Pada saat memuntir seseorang mengarahkan kekuatan (gaya)
yang berputar pada porosnya. Bila pada sebuah benda dikerahkan suatu gaya yang
berputar pada porosnya, maka benda tersebut terjadi suatu puntiran yang
besarnya gaya = gaya x lengan dari gaya ialah jarak terdekat dari gaya ke
porosnya. Puntiran adalah “torque” atau momen. Besarmya
momen tergantung dari besarnya gaya yang bekerja dan besarnya lengan dari gaya.
1.2
Saran
Semoga makalah ini menjadi bahan pembelajaran kepada pembaca
sehingga dapat dipraktekkan di lapangan nanti pada saat mengajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat,
Imam.1999 . Beomekanika. Bandung. Fakultas Olahraga dan
Kesehatan Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan Bandung
Hidayat,
Imam.2007 . Beomekanika. Bandung. Fakultas Olahraga dan
Kesehatan Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan Bandung
Wijaya,
Kusuma. 2010. Biomekanika Olahraga. Singaraja.
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan
Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha
Kurnia,Dwi
.2013. Pengertian dan Contoh Momen Gaya
Torsi .Solo. (Online) (http://dewikkurnia.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-contoh-momen-gaya-torsi.html,
diakses pada tanggal 25 Februari 2014)
Sugiyarto,Iwan
.2011. Puntiran .Makasar. (Online) (http://iwansugiyarto.blogspot.com/2011/11/puntiran.html,
diakses pada tanggal 25 Februari 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar